Advertisement
Terkini
NUSANTARA INDONESIA

NUSANTARA INDONESIA

  • Untuk Anda
  • Berita Utama
  • network Network
  • domain Tentang Kami
  • contacts Kontak Kami
Dark Mode
Large text article
Bookmarks
  • Home
  • Budaya

Sambut HUT Ke-80 Kemerdekaan RI, Pemkab Indramayu Hibur Warga dengan Pagelaran Wayang Kulit

Tayang: 03 August
Share
  • Copy linkCopied successfully
  • Share on Facebook
  • Share on X (Twitter)
  • Share on WhatsApp
  • Share on Telegram
  • Share on LinkedIn
  • Share on Pinterest
  • Share on Tumblr
Penulis: Redaksi
Editor: Redaksi

INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Ribuan warga Indramayu memadati Alun-Alun Indramayu untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan dalam rangka pelestarian budaya sekaligus hiburan rakyat untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-80 dan Hari Jadi Kabupaten Indramayu tahun 2025. 

Pagelaran ini menampilkan lakon "Pandu Ngeratu, Cacade Penghianat", dengan dalang kondang asal Indramayu, H. Rusdi, yang dikenal piawai dalam membawakan kisah-kisah pewayangan penuh makna dan juga dalang lainnya Dian Pradaita, serta Rusmanto.

Bupati Indramayu Lucky Hakim melalui Wakil Bupati Syaefudin, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Dalam sambutannya, Wabup menyatakan bahwa pagelaran wayang tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga menjadi media pendidikan karakter, sarat nilai moral dan kearifan lokal.

"Kisah yang ditampilkan malam ini bukan hanya sekadar cerita pewayangan, tetapi juga cerminan kehidupan nyata tentang pengkhianatan, ambisi kekuasaan, serta pentingnya kejujuran, kesetiaan, dan kebijaksanaan," ungkap Wabup Syaefudin.

Cerita 'Pandu Ngeratu, Cacade Penghianat' bermula dari Patih Gandamana yang diutus ke Pringgandani membawa pesan damai, namun menjadi korban kelicikan Arya Suman yang memalsukan surat dan memecah hubungan antar kerajaan demi ambisi pribadi atas takhta, harta, dan wanita. Puncaknya, Gandamana hampir tewas dilempar ke lubang beracun (Luweng Upas), namun berhasil diselamatkan oleh tokoh bijak Yama Widura dan Resi Landak Seta.

Sedangkan pada cerita 'Ruwatan Bumi Loka' menggambarkan pertarungan antara hawa nafsu, ambisi, dan keinginan menguasai, dengan kesucian, pengorbanan, dan ajaran moral luhur. Walau kekuatan fisik luar biasa, pada akhirnya hanya doa, kesabaran, dan keikhlasan yang mampu menundukkan kesombongan. Kidung ruwatan menjadi simbol penyucian diri dan alam.

Pagelaran wayang ini mendapat antusias tinggi dari masyarakat yang hadir hingga larut malam. Selain menjadi hiburan yang sarat pesan moral, kegiatan ini juga memperkuat komitmen Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam menjaga dan melestarikan seni budaya warisan leluhur. (*)
Abdul Jaelani
Berita Terkait
Post a Comment
Cancel
  • Google News
  • Logo
Advertisement
Advertisement
Iklan -- scroll untuk lanjut membaca
DomaiNesia
Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement
Advertisement
Close Ads
Advertisement
Sorotan
  • Diduga Tak Berijin, Pemasangan Kabel Fiber Optik Wifi Dompleng di Tiang Listrik dan Tiang Telkom

    Tayang: 07 May
  • Indramayu Siap Gelar Pilkades Elektronik 2025, Jadi Pilot Project Jawa Barat Tahun 2026

    Tayang: 16 June
  • Klinik Karangampel Sehat, Solusi Akses Layanan Kesehatan yang Terjangkau Masyarakat dan Gratis bagi Anak Yatim

    Tayang: 27 August
  • Trend Paslon Nomor Urut 1, Bambang - Kasan Terus Alami Peningkatan di Pilkada Indramayu 2024

    Tayang: 03 November
  • Lucky Hakim - Syaefudin Resmi Ditetapkan Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Terpilih

    Tayang: 10 January
  • Ikuti Google News
    Nusantara Indonesia
  • Ikuti Fanpage Facebook
    Nusantara Indonesia
  • Ikuti WhatsApp Channel
    Nusantara Indonesia
  • Instagram
  • YouTube
  • Twitter
  • TikTok
  • Facebook
Logo
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
© 2025 Nusantara Indonesia All Right Reserved.
Seedbacklink