Pemkab Indramayu Fokus Penguatan Citra Pariwisata Lokal Berbasis Budaya dan Ekonomi Kreatif Pada 2025
26 June
INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mulai memfokuskan penguatan citra pariwisata lokal berbasis budaya dan ekonomi kreatif (ekraf) sebagai strategi mendorong daya saing daerah di sektor pariwisata pada 2025.
Wakil Bupati Indramayu Syaefudin mengatakan, potensi wisata di Indramayu, seperti destinasi alam serta pantai harus dikembangkan secara profesional dan dikemas dengan pendekatan yang menampilkan karakter khas daerah.
“Wisata tidak cukup hanya diperbaiki secara fisik. Harus ada penguatan identitas agar punya nilai jual. Ini juga membuka ruang investasi dan mendorong ekonomi rakyat,” ujarnya di Indramayu, Rabu (25/06/2025).
Ia menilai energi kreatif anak-anak muda di Indramayu, perlu difasilitasi agar mampu menciptakan gagasan inovatif dalam memperkenalkan potensi daerah ke luar wilayah.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah saat ini menggandeng Komite Ekraf Indramayu untuk menggencarkan penjenamaan pariwisata daerah berbasis kearifan lokal.
“Dengan pengemasan yang profesional, ini bisa menarik investor sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Indramayu, Winaryo menyebutkan, perlunya strategi kolaboratif antara pemerintah dan komunitas kreatif, dalam membangun citra pariwisata secara konsisten.
Menurut dia, label Kota Mangga serta produk lokal seperti dodol Karangampel dan sirup Balongan merupakan aset promosi yang perlu terus dikuatkan melalui narasi yang menarik dan relevan.
“Pariwisata sekarang tidak cukup jualan lokasi. Kita harus bangun cerita yang mengangkat budaya, produk lokal, dan kehidupan masyarakatnya,” katanya.
Ia menuturkan, keberadaan Komite Ekraf Indramayu, menjadi mitra penting dalam mewujudkan promosi pariwisata berbasis budaya dan karya kreatif.
Bendahara Komite Ekraf Indramayu Rian mengatakan citra pariwisata Indramayu, perlu dibentuk dari kekayaan identitas lokal yang dikemas secara kreatif, bukan sekadar mengandalkan destinasi fisik.
Pihaknya pun sudah menyampaikan rencana kerja kepada pemerintah daerah yang mencakup pembaruan data pelaku ekonomi kreatif, pelatihan sub sektor, hingga program promosi terpadu.
Sebagai langkah awal, Komite Ekraf akan melakukan pendataan ulang pelaku ekonomi kreatif di 17 sub sektor, memperkuat database, serta memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing.
Rian juga menyoroti pentingnya peran media dalam menyebarluaskan narasi positif tentang Indramayu, termasuk potensi budaya, kuliner, dan produk khas daerah agar lebih dikenal secara nasional.
“Kita perlu tonjolkan budaya dan cerita daerah. Itu yang membedakan Indramayu dengan daerah lain,” ucap dia. (Sofwan)