INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Pemerintah Desa Kedokanbunder dibawah kepemimpinan Mohammad Waskim, terus berinovasi untuk memajukan kesejahteraan masyarakatnya khususnya petani.

Salah satunya melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi kekurangan air dalam memenuhi kebutuhan air di lahan pertanian. Karena selama 30 tahun, sekitar seratusan hektar lebih, sawah di Desa Kedokanbunder hanya bergantung pada irigasi dari desa tetangga.

Terkait dengan kondisi tersebut, Pemerintah Desa Kedokanbunder memanfaatkan Dana Desa (DD) tahap I tahun anggaran 2024, untuk membuat sodetan saluran irigasi dari sungai Kinatam 1 (satu) sepanjang sekitar 300 meter. 

Inovasinya itu pun direspon oleh masyarakat sekitar. Dimana mereka guyub dan mensupport adanya pembuatan sodetan saluran irigasi di Blok Kinatam.


Kegiatan sodetan saluran irigasi yang sedang berlangsung itu, menggunakan U-Ditch berukuran 50x60cm dengan biaya kegiatan sebesar Rp243 juta.

"Kami berharap sodetan ini nantinya bisa meningkatkan produksi pertanian, yang ujungnya meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Kedokan Bunder," harap Kuwu Desa Kedokanbunder, Mohammad Waskim saat meninjau pelaksanaan pemasangan U-Ditch di lokasi sodetan. Selasa, (21/05/2024).

Waskim menjelaskan, Desa Kedokanbunder memiliki lahan persawahan seluas 291 hektar. Sementara seratusan hektar lebih yang dimiliki oleh 4 kelompok tani, tidak mendapat irigasi penuh dan hanya mengadalkan irigasi dari Desa Jayawinangun. 

"Tujuan dibuatnya sodetan ini untuk mengairi sawah sekitar 125 hektar. Karena selama ini air untuk lahan pertanian di desa kami hanya dari irigasi desa tetangga. Dan insya Allah dengan adanya sodetan ini kami tidak bergantung pada desa tetangga lagi," paparnya.


Dengan adanya sodetan baru nantinya, maka bisa langsung mengairi lahan pertanian di Desa Kedokanbunder khususnya di wilayah Blengur dan sekitarnya. Sehingga Desa Kedokanbunder diyakini bisa meningkatkan produksi pertanian.

"Mudah-mudahan produksi pertanian di Desa Kedokanbunder bisa lebih meningkat," harapnya.

Karena selama ini, lanjut Waskim, lahan pertanian yang mengandalkan irigasi tetangga tersebut produksi pertaniannya tidak maksimal.

"Di musim gaduh itu tidak maksimal sekitar 4 sampai 5 ton. Sehingga dengan adanya sodetan ini nantinya diharapkan bisa mencapai 7 hingga 8 ton per hektar." Tandasnya. (Red)