INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Tiga murid SDN 1 Lajer Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Panarikan. Mereka disebut-sebut tengah mengikuti kegiatan kepramukaan di sekolah.

Kejadian yang diduga saat mengikuti kegiatan pramuka tersebut terjadi pada Sabtu, (17/2) kemarin.

Kwartir Cabang Indramayu pun turun melakukan investigasi soal kejadian tersebut usai membantu proses pencarian korban.

"Dari data-data kegiatan yang disampaikan kepada kami, menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan pada hari Sabtu tersebut murni kegiatan sekolah. Sekali lagi murni kegiatan sekolah bukan kegiatan pramuka, bukan kegiatan pramuka," ujar Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Indramayu, Jajang Sudrajat. Senin, (19/2).

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Indramayu telah mengambil kesimpulan tersebut karena yang pertama bahwa kegiatan dilaksanakan pada saat jam sekolah.

"Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler pramuka dilaksanakan diluar jam pelajaran," tegasnya.

Yang kedua, lanjut Jajang, tidak memakai atribut pramuka tetapi yang dipakai seragam olahraga sekolah. Dan yang ketiga, kegiatan tersebut berjudul pegasus atau pasukan khusus pramuka.

"Di pramuka, tidak mengenal pasukan khusus pramuka yang ada yaitu penggolongan sesuai dengan usia para siswa. Dimana di sekolah dasar ini ada siaga dan ada penggalang," katanya. 

Oleh karena itu, lanjut Jajang, dengan klarifikasi ini bisa meluruskan apa yang terjadi di lapangan.

"Kegiatan ini sekali lagi kegiatan murni sekolah." Tandasnya. (Red)