INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id) - Tim Gabungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu, menghentikan sementara produksi pabrik tepung ikan di Kecamatan Kandanghaur, Selasa (9/1). Hal ini akibat aroma menyengat, dari tempat produksi yang dikeluhkan warga sekitar.

Tim Gabungan, dipimpin langsung Kasatpol PP dan Damkar Kabupaten Indramayu, Teguh Budiarso, bersama tim dari DLH dan Disnaker Kabupaten Indramayu serta Camat Kandanghaur. Penghentian operasi, didasari pengaduan warga yang mengeluhkan aroma menyengat dari tempat produksi.

Teguh menjelaskan, aroma menyengat dari pabrik yang memproduksi tepung ikan tersebut dikarenakan kualitas bahan baku yang buruk. Untuk sementara waktu, pihaknya menghentikan proses produksi agar dilakukan perbaikan terhadap pasokan bahan baku maupun proses produksinya.

"Kami lakukan langkah tegas dan pembinaan terhadap pabrik ini. Agar manajemen melakukan berbagai perbaikan," katanya.

Di tempat yang sama, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi menjelaskan, inspeksi yang dilakukan adalah dengan menelusuri sejumlah titik di area pabrik, dari unit pengolahan ikan hingga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Petugas mendapati kondisi ikan yang sudah rusak pada unit pengolahan tepung ikan, yang diduga menjadi penyebab serta sumber aroma menyengat yang dikeluhkan warga.

"Sumber bau menyengat ini dari ikan yang kurang bagus diolah untuk dijadikan tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pelet," singkatnya.

Sementara itu, Manajer HRD PT Java Sea Food, Windi Novindar menyebutkan, sumber bau yang dimaksud warga dimungkinkan dari pengolahan tepung ikan dengan kualitas bahan baku yang kurang bagus. Dengan adanya keluhan warga, aktivitas produksi tepung ikan dihentikan untuk perbaikan instrumen maupun bahan produksi.

"Aktivitas produksi kami hentikan sementara. Kami pun langsung melakukan perbaikan," pungkasnya. (Sarnadi)