Advertisement
Terkini
NUSANTARA INDONESIA

NUSANTARA INDONESIA

  • Untuk Anda
  • Berita Utama
  • network Network
  • domain Tentang Kami
  • contacts Kontak Kami
Mode Gelap
Artikel teks besar
Bookmarks

  • Beranda
  • indramayu
  • Musim Kemarau
  • Petani Garam

Panen Raya, Harga Garam di Kabupaten Indramayu Anjlok

Tayang: 08 Agustus
Berbagi
  • Salin tautanBerhasil disalin
  • Bagikan di Facebook
  • Bagikan di X (Twitter)
  • Bagikan di WhatsApp
  • Bagikan di Telegram
  • Bagikan di LinkedIn
  • Bagikan di Pinterest
  • Bagikan di Tumblr
Penulis: Redaksi
Editor: Redaksi


INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id),- Harga garam krosok di tingkat petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat anjlok. Seperti yang terjadi di Desa Luwunggesik Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, harga garam sekarang hanya di hargai oleh tengkulak sebesar Rp900 per kilogram.


"Bulan Juli kemarin itu harga jual garam krosok di tingkat petani Rp2.500 per kilogram dan terus naik hingga Rp4.800 perkilogram. Namun tidak lama, sekarag garam petani dihargai Rp900 per kilogram," kata Medi (33), petani garam di Desa Luwunggesik, Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Senin, (07/08).


Menurutnya, anjloknya harga garam di tingkat petani dikarenakan panen raya, sehingga stok garam melimpah hingga menyebabkan gudang penyimpanan garam penuh.


"Harga Rp4800 cuma beberapa hari saja. Setelahnya itu turun Rp100 tiap hari sampai hari ini di harga Rp900," ucapnya.


Ia berharap, Pemerintah bisa menekan harga garam agar tidak turun setiap harinya dan bisa kembali naik mencapai Rp2.500 per kilogram atau bahkan bisa lebih seperti setengah bulan lalu yang mencapai Rp4.800 per kilogram, sehingga petani mendapatkan keuntungan.


Sementara itu, Kepala Desa (Kuwu) Luwunggesik, Caskadi menjelaskan, Desa Luwunggesik memiliki sekitar 100 hektar lahan tambak. Lahan tersebut beralih fungsi dari tambak ikan menjadi lahan garam jika musim kemarau tiba. Begitu pun sebaliknya, disaat musim hujan tiba lahan tersebut menjadi tambak ikan.


"Sekitar bulan Juni lahan itu beralih fungsi jadi lahan garam," jelasnya.


Caskadi mengatakan, di musim kemarau tahun ini, petani garam mampu menghasilkan 100 ton garam krosok per hektar dengan kualitas satu. Hasil produksi tersebut berbeda jauh dengan tahun kemarin yang hanya mampu menghasilkan 10 ton saja per hektarnya.


"Kalau tahun kemarin petani garam mengalami kerugian. Selain hasilnya yang tidak maksimal juga harga garamnya cuma dihargai oleh tengkulak Rp750/kg. Saat ini, hasil produksi garam di Desa Luwunggesik sudah keluar (terjual) ke tengkulak sekitar 200 ton garam." Ungkapnya. (Asyik Billah/ NI)



Related News
Posting Komentar
Batal
  • Google News
  • Logo
Advertisement
Advertisement
Iklan -- scroll untuk lanjut membaca
DomaiNesia
Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement
Advertisement
Tutup Iklan
Advertisement
Korsel Gambar
Sorotan
  • Diduga Tak Berijin, Pemasangan Kabel Fiber Optik Wifi Dompleng di Tiang Listrik dan Tiang Telkom

    Tayang: 07 Mei
  • Klinik Karangampel Sehat, Solusi Akses Layanan Kesehatan yang Terjangkau Masyarakat dan Gratis bagi Anak Yatim

    Tayang: 27 Agustus
  • Trend Paslon Nomor Urut 1, Bambang - Kasan Terus Alami Peningkatan di Pilkada Indramayu 2024

    Tayang: 03 November
  • Indramayu Siap Gelar Pilkades Elektronik 2025, Jadi Pilot Project Jawa Barat Tahun 2026

    Tayang: 16 Juni
  • Lucky Hakim - Syaefudin Resmi Ditetapkan Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Terpilih

    Tayang: 10 Januari
  • Ikuti Google News
    Nusantara Indonesia
  • Ikuti Fanpage Facebook
    Nusantara Indonesia
  • Ikuti WhatsApp Channel
    Nusantara Indonesia
  • Instagram
  • YouTube
  • Twitter
  • TikTok
  • Facebook
Logo
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
© 2025 Nusantara Indonesia All Right Reserved.
Gambar
Gambar