Kapolda DIY Irjen Pol. Suwondo Nainggolan mengatakan, bukan tanpa alasan seni budaya ini menjadi salah satu suguhan utama pada acara tersebut. Ia menuturkan, menjadi anggota Kepolisian di DIY berarti harus mampu menyesuaikan diri dengan adat dan budayanya. Kebudayaan dan pendidikan, menjadi dua sektor utama yang wajib dipilih Polisi dalam upaya melaksanakan tugas sebagai pengayom masyarakat. Selain melaksanakan tugas-tugasnya, Kepolisian juga dituntut untuk menghidupkan budaya setempat.
Para anggota Kepolisian ini menurutnya, wajib menghargai kebudayaan setempat, terlebih DIY yang sarat akan pesan luhur melalui budaya. Ia meyakini, kebudayaan salah satu instrumen yang berguna untuk meningkatkan hasil kerja Kepolisian. “Budaya bukan hanya sekedar yang bersifat seni saja. Tapi banyak budaya masyarakat yang harus dipelajari seperti bagaimana tata krama, bagaimana cara bertingkah laku, bagaimana cara berkomunikasi. Sehingga polisi itu menjadi benar-benar menjadi bagian yang lahir dari masyarakat. Karena polisi Jogja itu Polisi yang lahir dari masyarakat,” jelasnya.
Suwondo menambahkan, budaya memiliki andil besar untuk memuluskan tugas kepolisian dalam melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat. Salah satunya dengan praktik komunikasi yang humanis, yang mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada Polisi.
“Ketika dia (Polisi) mau mempelajari budaya masyarakat yang ada di wilayah tersebut, maka masyarakat tersebut tidak menjadi asing dengan keberadaan aparat kepolisian. Ketika aparat ini mampu berkomunikasi dengan budaya, maka komunikasi akan lebih mudah dengan keterbukaan, dan keharmonisan. Sehingga permasalahan-permasalahan sosial di masyarakat itu dapat dipecahkan bersama,” papar Suwodno.
Saat ini, untuk menggencarkan pendekatan budaya ini, Suwondo memasifkan upaya pendekatan seperti masuk ke Jaga Warga yang memang sudah menjadi program DIY. Memasifkan upaya pendekatan humanis melalui Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan Polisi RW, dan berbagai upaya lainnya.
Selain hal tersebut, Suwondo juga mengaku akan meningkatkan berkomitmen membantu permasalahan masyarakat. Seperti bencana yang terjadi pada Jumat (30/06) pukul 19.57 lalu, yaitu gempa bumi sebesar 6.4 SR yang berpusat di Bantul. Ia mengaku terus berkoordinasi untuk menangani musibah tersebut.
“Saya sudah perintahkan jajaran Polres untuk melihat ikut serta membantu, menolong dan meringankan beban masyarakat yang saat ini sedang terkena bencana. Brimob sudah menyiapkan kekuatannya, Sabhara juga, dan semuanya sudah dalam posisi siap akan masuk segera ke lokasi terdampak,” kata Suwondo.
Ia menjelaskan, usai tasyakuran HUT ke-77 Bhayangkari, ia dan rombongan akan langsung bertolak ke Bantul. “Polri bersama dengan TNI bersama dengan Pemda, Pak Gubernur juga hari ini langsung meninjau Gunung Kidul, lanjut Bantul. Kami juga akan langsung ke Bantul. Kami bersama TNI, Pemda DIY, dan masyarakat kita akan memberikan support dan bantuan sebaik-baiknya.”
Suwondo secara serius berpesan kepada masyarakat agar bisa menyaring informasi yang beredar dengan lebih bijaksana. Informasi harus berasal dari sumber terpercaya seperti BMKG, Pemda DIY maupun Kepolisian dan jajaran militer lainnya yang diberi wewenang.
Pemda DIY menurutnya sudah melakukan hal yang luar biasa karena terus memantau perkembangan bencana yang ada di wilayah Jogja. Selain itu mereka bergerak cepat untuk menangani bencana. Untuk itu nanti pihaknya akan menginduk ke sana.
“Saya harap masyarakat jangan panik, tanya kepada pamong setempat, dengan Bhabinkamtibmas, dengan Babinsa, kami akan selalu bersama masyarakat. Mohon tidak melakukan video editing dan sebagainya yang sifatnya untuk membuat panik. Kalau itu terjadi itu kami akan melakukan upaya penyelidikan dan melakukan penegakan,” tegas Suwondo. (Red)
0Comments