JAKARTA, (nusantaraindonesia.id),- Pemillihan Umum Serentak Tahun 2024 memiliki arti penting bagi perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan. Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika Mahfud MD menyatakan, kolaborasi ekosistem diperlukan untuk mewujudkan sistem demokrasi berintegritas, berkualitas, dan bermartabat.

“Sekarang ini Pemilu sudah kurang dari tujuh bulan. Peran serta media penting untuk berkampanye agar Pemilu sehat, berintegritas dan berkualitas. (Hal itu) dibangun bersama-sama untuk Pemilu tahun 2024. (Untuk) memilih pemimpin dan wakil, dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan,” ungkapnya dalam acara Media Gathering Sosialisasi Pemilu 2024 bersama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) dan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), di Jakarta Pusat, Senin (03/07/2023).

Menteri Mahfud MD juga mendorong instansi pemerintah, penyelenggara pemilu, penegak hukum, dan pekerja media berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem yang memungkinkan masyarakat memilih pemimpin dan wakil serta pemimpin yang tepat.

“Jangan sampai ada intervensi diantara aparat penyelenggara dan tumpang tindih. Mari kita kuatkan rasa cinta kita terhadap bangsa ini untuk menjadi lebih baik dalam menyelenggarakan demokrasi dan pemilu yang bermartabat. Hal itu sangat penting untuk disuarakan oleh media massa,” ajaknya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata menegaskan, upaya KPK bersama penyelenggara dan kontestan Pemilu untuk meningkatkan integritas pelaksanaan Pemilu Serentak 2024.

“Pemilu yang sehat memiliki kriteria seperti penyelenggara pemilu yang berkualitas, calon dan pemilih yang berintegritas. Kami di KPK misalnya, berkoordinasi dengan KPU dan BAWASLU bagaimana mereka menjadi penyelenggara pemilu yang berintegitas. Bahkan, KPK juga mengadakan Pendidikan Politik Cerdas dan Berintegritas bekerja sama dengan 20 partai politik peserta pemilu,” jelasnya.

Menurut Wakil Ketua KPK integritas menjadi kata kunci agar Pemilu berlangsung dengan demokratis. Menurutnya, komitmen penyelenggara dan partai politik sebagai kontestan perlu diimbangi dengan komitmen dari masyarakat Indonesia sebagai pemilih.

“Penyelenggara berinteigritas, para calon berintegritas, dan pemilihnya berintegritas. Kami mengajak masyarakat makin sadar untuk tidak dijadikan serangan fajar untuk beli suara,” tegasnya. (Khaerul Imam/ NI)