INDRAMAYU, (nusantaraindonesia.id) - Batik Complongan merupakan salah satu hasil karya cipta dari perajin Batik Indramayu. Batik khas asal Kabupaten Indramayu ini menjadi kriya terbaik berbahan tekstil pada kegiatan Dekranasda Jabar Award 2023, yang merupakan rangkaian dari kegiatan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB 2023).

Namun sebelum menjadi hasil karya bernilai seni tinggi, batik yang memiliki ciri khas berupa barisan titik di belakang motif batik ini harus melalui proses panjang dan cukup rumit. Tidak semua perajin batik di Indramayu, mampu membuat batik Complongan.

Sejarah Batik Complongan

Istilah Complongan sendiri berasal dari kata complong, yang dalam bahasa Indramayu berarti melubangi. Complongan menjadi warisan teknik membatik yang unik, dan telah digunakan perajin batik di Indramayu sejak jaman dulu.Batik Complongan memiliki sejarah panjang. Awal mula terciptanya dapat ditelusuri di kisaran tahun 1800. Saat itu, banyak ditemukannya bukti-bukti hasil karya batik Complongan. Mulai dari kain panjang, selendang hingga pembungkus emas. Batik Complongan ini merupakan hasil kreativitas masyarakat Indramayu secara turun temurun terhadap batik tulis. 

Sebagian besar perajin batik di Indramayu adalah istri dari nelayan. Biasanya, seorang nelayan akan yang melaut dua hingga empat bulan. Sambil menunggu suaminya kembali dari melaut, para istri mengisi waktunya dengan membatik.

Produksi batik Complongan umumnya berada di dua wilayah di Kabupaten Indramayu. Yakni Kecamatan Indramayu (Kelurahan Paoman, Desa Pabean Udik, Desa Karangsong serta Kelurahan Margadadi), dan di Kecamatan Sindang (Desa Terusan dan Desa Penganjang).

Proses Pembuatan Batik Complongan

Seperti proses pembuatan batik pada umumnya, pembuatan batik Complongan diawali dengan mempersiapkan kain dengan mengolahnya agar kain menjadi lebih halus, warna mudah menempel dan mengurangi penyusutan kain. Tahap selanjutnya adalah membatik, yakni dengan membuat pola pada kertas minyak, pemindahan pola ke kain, pelilinan, isen-isen dan penembokan dengan menggunakan malam.

Setelah tahapan ini, proses Complongan dimulai dengan melubangi kain dengan dengan sebuah alat khusus. Alat tersebut berupa deretan jarum berdiameter 0,5 milimeter yang tersusun secara beraturan. Alat ini lah yang menghasilkan titik-titik yang membentuk sebuah pola pada sebuah motif batik.

Setelah kain dicomplong, proses selanjutnya adalah pewarnaan dengan mecelupkan kain pada pewarna secara merata. Selain untuk memberikan warna yang menarik, proses ini akan menutup lubang-lubang halus setelah dicomplong.

Sementara tahapan yang terakhir adalah porses pelorodan, yakni proses merebus kain batik agar lilin atau malam batik meluruh. Saat lilin atau malam sudah menghilang secara keseluruhan, maka kain tersebut dicuci dan dilakukan penjemuran.

Ragam Motif Batik Complongan

Kabupaten Indramayu merupakan wilayah di pesisir pantau utara (Pantura) Pulau Jawa. Penduduknya merupakan campuran antara suku Sunda dan Jawa, sehingga budaya yang tumbuh dan berkembang merupakan akulturasi dari kedua kebudayaan daerah tersebut. Salah satu yang dipengaruhi adalah kerajinan batik yang lambat laun dikenal sebagai Batik Dermayon.

Sebagai wilayah pesisir, Batik Dermayon banyak bercerita tentang kekayaan laut dan kehidupan masyarakat setempat. Sejumlah motif yang sering ditampilkan pada ragam hias di antaranya berbentuk udang, cumi-cumi, ikan, tumbuhan laut serta kapal (perahu nelayan).

Selain akulturasi antar suku, batik Indramayu pun mendapatkan pengaruh dari Tiongkok. Karena sebagian besar kota batik yang berada di pesisir pantai, mendapatkan pengaruh budaya akibat adanya perdagangan pada zaman dahulu seperti motif liong, motif lokcan, serta motif bunga-bungaan yang pada umumnya menghiasi ragam kerajinan kebudayaan Tiongkok.

Batik Complongan di Masa Kini

Seiring bati Indramayu yang kembli naik pamor, batik Complongan juga turut terkerek. Pesanan batik Complongan terus berdatangan dari sejumlah kota di wilayah Tanah Air. Pesanan batik Complongan bahkan telah merambah pasar di negara-negara di wilayah Asia Tenggara, Eropa serta Amerika.

Keunikan batik Complongan juga menarik perhatian Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Ia bahkan meminta agar hak paten Batik Complongan, segera dituntaskan. Hal ini dilakukan untuk melindungi karya bernilai seni tinggi, yang menjadi ciri khas Kabupaten Indramayu.

Dan saat ini, batik Complongan telah memiliki sertifikat dari Indikasi Geografis, Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia. Setelah bersertifikat, batik Complongan akan diperlakukan khusus sebagai warisan turun temurun dengan melabeli setiap hasil karya para perajin batik Complongan. (Abdul Jaelani/ NI)