CIREBON - 21 tenaga medis RST Ciremai Cirebon, Jawa Barat, terpaksa harus menjalani isolasi mandiri setelah menangani seorang pasien.

Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) 03.04.03 Cirebon, Letkol Ckm dr Wildan Sani SpU, menceritakan kronologi bagaimana 21 tenaga kesehatan tersebut terpaksa harus menjalani isolasi mandiri.

Awalnya, Selasa (14/4/2020) datang seorang pasien atas nama Tuan M ke RST Ciremai. Saat dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya, kondisi Tuan M dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Namun, dokter jaga dan perawat yang bertugas di IGD RST Ciremai tetap melakukan prosedur sesuai protokol dari Kemenkes RI.

"Kami lakukan rapid test dan hasilnya negatif, kemudian bertanya ke pihak keluarga mengenai riwayat kontak serta perjalanan pasien," ujar Wildan Sani dalam telekonferensi PSC 119 Kota Cirebon, Senin (20/4/2020).

Ia mengatakan, pihak keluarga tidak menyampaikan bahwa Tuan M telah melakukan kontak dengan dua anggota keluarganya, yakni Tuan H dan Nyonya X, yang berstatus PDP serta telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Minimnya data yang didapat dan hasil rapid test yang menyatakan pasien negatif Covid-19 membuat tim medis memutuskan merawat Tuan M di ruang ICU bukan di ruang isolasi.

Selain itu, tim medis yang menanganinya pun hanya mengenakan alat pelindung diri (APD) level dua sesuai protokol Kemenkes RI.

"Setelah dirawat beberapa jam kondisi pasien sempat membaik, tapi kemudian pada Selasa malam memburuk dan meninggal dunia pada Rabu (15/4/2020) dinihari," kata Wildan Sani.

Kala itu, menurut dia, pihak keluarga baru menyampaikan bahwa Tuan M telah melakukan kontak dengan keluarganya yang berstatus PDP dan telah meninggal dunia.

Jika pihak keluarga berterus terang sejak awal maka pasien itu dikategorikan sebagai PDP dan dirawat di ruang isolasi serta tim medis yang menanganinya juga akan mengenakan APD lengkap.

Pihaknya pun sangat menyayangkan ketidakjujuran keluarga mengenai riwayat kontak pasien sehingga berimbas pada 21 tenaga kesehatan RST Ciremai harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.

"Mengenai pasien Tuan M ini sudah dikuburkan oleh tim kami, dan prosesnya sesuai protokol Kemenkes RI," ujar Wildan Sani.

Ia mengakui telah memeriksa lebih lanjut mengenai kondisi Tuan M dan ditemukan cairan di paru-parunya yang merupakan salah satu indikasi kuat orang terpapar Covid-19.

Namun, Wildan mengakui hingga kini hasil uji laboraturium dari pemeriksaan swab tenggorokan pasien belum keluar.
Selain itu, kata dia, riwayat klinis pasien Tuan M dan dua kerabatnya, yakni Tuan H serta Nyonya X, tergolong cepat.

Pasalnya, ketiganya dinyatakan meninggal dunia tidak lama setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

"Hasil uji swab dari dua anggota keluarganya juga belum ada, dan kami sangat menyayangkan pihak keluarga tidak jujur dari awal," kata Wildan Sani.

Terpaksa Isolasi Mandiri

Letkol Ckm dr Wildan Sani SpU, mengatakan, 21 orang itu terdiri dari para perawat hingga dokter spesialis.

Saat ini, menurut dia, seluruh tenaga kesehatan RST Ciremai itu menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

"Mereka harus isolasi mandiri setelah menangani pasien yang masuk IGD RST Ciremai," kata Wildan Sani.

(Redaksi)