MAJALENGKA - Hampir semua pintu masuk dari Jalan Raya menuju kawasan pemukiman di Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka ditutup paten dengan palang kayu dan bambu yang dipaku menyatu dengan gapura, hingga tidak memungkinkan orang apalagi kendaraan bisa masuk.

Dari 18 pintu jalan masuk menuju Desa Liangjulang dengan jarak jalan masing-masing sekitar 50 meteran, yang kesemuanya berasal dari jalan raya antara Kadipaten-Majalengka ini hanya tiga jalan yang dibuka dan didepan pintu masuk ke pemukiman terdapat Posko yang dijaga beberapa warga.

Di beberapa gapura yang di tutup kayu dan bambu ini dipasangi plang cukup besar bertulis permohonan maaf kalau jalan menuju wilayahnya ditutup sementara dan menyarankan masyarakat luar ataupun masyarakat setempat yang sudah bepergian atau akan bepergian ataupun pulang bepergian masuk dari Posko Covid-19.

“Mohon maaf jalan ditutup sementara, masuk lewat Posko Utama Covid-19”,

Bahkan katanya masyarakat luar sementara dilarang untuk berkunjung, kalaupun akan berkunjung ke desa tersebut harus melalui Posko dan disterilkan terlebih dulu, menjaga kemungkinan menderita penyakit yang kini sedang mewabah.

Malah palang pintu yang ditutup beberapa di antaranya dijaga walaupun sebenarnya tidak memungkinkan orang bisa masuk karena palangnya sangat rapat serta kayu dan bambu yang dipergunakan untuk palangpun sangat besar serta dipaku ke tiap tiang gapura.

Menurut keterangan mamat warga Blok Jamiasih, Desa Liangjulang, penutupan jalan masuk di wilayahnya sudah dilakukan sejak dua hari terakhir. Hal tersebut atas imbauan aparat desa serta sebagian tokoh masyarakat . Untuk keluar masuk warga dilakukan dipintu-pintu khusus depan posko.

“Yang rumahnya jauh dari pintu posko ya menyadari harus keliling jika ingin menuju jalan raya atau mau bepergian ke luar, ini demi keamanan,” ungkap Mamat.

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Liangjulang Dede Suparman membenarkan hampir seluruh jalan menuju ke desanya ditutup rapat untuk sementara waktu. Hanya ada tiga pintu masuk dari 18 jalan yang ada yang dibuka.

“Posisi pemukiman di desa kami ini semuanya berada di sebelah Barat Jalan Raya Kadipaten-Majalengka, jadi wajar banyak jalan dan gang dari jalan raya menuju pemukiman. Sekarang terjadi penyebaran virus, untuk memberikan keamanan bagi warga dari penyebaran virus ini salah satu caranya jalan-jalan ini di tutup rapat, tidak boleh orang sembarang masuk ke pemukiman,” kata Dede.

Kalau jalan yang demikian banyak masih tetap terbuka, diperkirakan akan banyak keluar masuk orang. Padahal menurut Dede, pemerintah telah berupaya menghimbau warganya untuk tetap berada di rumah guna mencegah penyebaran virus.

“Dengan ditutupnya semua jalan rapat-rapat, warga akan sulit dan malas untuk ke luar. Mudah-mudahan dengan pencegahan ini mata rantai corona akan segera terputus. Tapi tentu warga lain juga harus melakukan hal yang sama,” ungkap Dede yang juga Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Majalengka.

Sumber : Pikiran Rakyat