BREBES, - Penambangan pasir liar di Kali Pedes disebut mengancam jembatan di jalan nasional Purwokerto-Tegal di Kecamatan Tonjong, Brebes.


Aktivitas tersebut dinilai dapat mengikis bagian pondasi jembatan yang dikhawatirkan dapat berakibat fatal, yakni jembatan putus.

Karena itu, Danramil Tonjong, Kapten Inf Suwardi, memperingatkan penambang liar untuk menghentikan aktivitasnya itu. Danramil bersama sejumlah personel pun terjun langsung untuk memperingati para penambang di Kali Pedes di Dukuh Petenteng RT 001 RW 004 Desa Purwodadi, Kecamatan Tonjong, Brebes.

"Kami bersama perangkat desa memperingatkan warga untuk menghentikan aktifitas penambangan pasir liar di bawah jembatan tersebut," tegas Suwardi, Sabtu (17/02/2018).

Penambangan pasir dan batu merupakan mata pencaharian warga di sepanjang aliran sungai tersebut. Galian- galian bekas penambangan banyak yang tidak ditimbun kembali sehingga menyisakan lubang- lubang bekas galian terutama galian di bawah jembatan.

Menurutnya, jembatan roboh di Brebes kerap terjadi karena faktor pemicunya merupakan penambangan pasir dan batu secara liar.

"Oknum yang melakukan penambangan pasir dan batu liar tepat di bawah jembatan sudah melebihi batas kewajaran. Hal ini sudah sangat membahayakan konstruksi pondasi jembatan," tuturnya.

Kondisi itu, kata dia, sangat membahayakan pengguna jalan maupun penambang jika sewaktu- waktu jembatan roboh.

Degradasi tiang penyangga jembatan, kata dia, merupakan faktor utama pemicu robohnya jembatan jika sewaktu- waktu banjir datang. Tiang penyangga yang sudah terkikis tidak akan mampu menahan beban dari hantaman arus sungai.

"Tanah, batu maupun pasir yang menutupi tiang penyangga jembatan ditambang secara liar oleh warga ataupun oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak memikirkan keselamatan umum," imbuhnya.

Pihaknya dengan pemerintah daerah tidak melarang penambangan pasir dan batu selama dilakukan sesuai aturan yang ada.

"Jika tetap melanggar, kami akan memperingatkan dengan tegas dan melaporkannya kepada pihak yang berwenang," tandasnya.

Sementara, seorang penambang, Nurhari (57) mengatakan, kesehariannya menjadi penambang pasir sudah ia lakukan sejak lama. Di bawah jembatan itu, memang banyak pasir yang bisa ditambang.

"Setiap hari saya memang menambang pasir. Biasanya dari pagi sampai pasirnya sudah sedikit. Saya tahu kalau pondasi jembatan terkikis. Mau gimana lagi, biasanya nyari di sini," tukasnya. (Tribunjateng.com)