JAKARTA, - Panitia Forum Lembaga Kajian Internasional,  Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), mengundang 2 purna TKI asal Indramayu untuk hadir dalam acara peluncuran buku di akhir rangkaian kegiatan Asia Liberty Forum 2018 di hotel Mandarin Oriental Jakarta, pada Minggu (11/02/2018).

"Kami undang mereka berdua untuk menghadiri peluncuran buku berjudul "12 Indonesia Dreams  from Migran Workers to Entrepreneurs" di akhir rangkaian kegiatan pas pada saat jamuan makan malam," jelas Vera Erwaty Ismainy, panitia Asia Liberty Forum 2018, Selasa (13/2/2018).

Ia menjelaskan, dua dari 12 eks pekerja migran yang ditulis dalam buku berjudul "12 Indonesia Dreams from Migran Workers to Entrepreneurs" berasal dari Indramayu dan sisanya dari beberapa daerah pengirim TKI yang ada di pulau Jawa.

Dikatakannya, purna TKI yang diundang oleh panitia hanya 2 orang diantaranya; Kanipah (33), warga Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, dan Rohayati (28), warga Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

"CIPS membuat buku ini khusus untuk memaparkan kisah sukses para eks pekerja migran yang berhasil  meningkatkan kesejahteraan keluarganya lewat wirausaha kepada peserta forum Internasional," kata Vera.

Asia Liberty Forum, lanjut Vera, merupakan forum internasional yang digagas oleh Atlas Network, sebuah lembaga kajian (think tank) non profit yang berasal dari Amerika Serikat. Terhubung dengan lebih dari 450 think tank di lebih dari 100 negara, Atlas Network menggelar beberapa forum regional, salah satunya adalah ALF untuk wilayah Asia.

Dalam tiap pelaksanaannya, Atlas Network selalu bekerjasama dengan think tank lokal yang berasal dari negara tempat diadakannya ALF. Pada pelaksanaan ALF tahun 2018 di Indonesia, Atlas Network bekerjasama dengan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), sebuah think tank Indonesia yang meneliti kebijakan publik di beberapa bidang, seperti isu perdagangan, pangan, pendidikan, dan kesejahteraan rakyat.

Kanipah, purna TKI Jordan, yang sukses mendirikan Bimbel Bahasa Inggris gratis untuk anak-anak TKI di Desa Dadap, merasa senang bisa hadir dalam forum internasional.

"Suatu kebanggaan bagi saya bisa menghadiri forum internasional seperti ini, sebelum saya gabung menjadi anggota SBMI jujur saja saya belum pernah dan seperti belum tentu bisa," tutur Kanipah.

Senada, Rohayati, purna TKI Abu Dhabi yang sukses berwirausaha membuat aneka jenis kue di Desa Krasak, merasa terharu ketika tampil di depan forum saat menerima buku dari Direktur eksekutif CIPS.

"Ya saya sangat terharu dan senang sekali bisa berada ditengah-tengah tamu dari berbagai negara,  kesempatan seperti ini saya yakin tidak semua purna TKI bisa merasakannya," pungkasnya.